Ditahun ketika Belanda memperingati “75 Tahun Kemerdekaan” (lepasnya Belanda dari Jerman dan Hindia Belanda dari cengkeraman Jepang), masa lalu kolonial di Indonesia menjadi lebih penting dari sebelumnya. Setelah 15 Agustus 1945, lebih dari 350.000 orang dengan bermacam pandangan dan kisah telah meninggalkan Indonesia menuju Belanda.
Sama halnya dengan manusia, warisan kolonial merekapun turut terbawa bersama mereka menuju Belanda dan menemukan tempatnya di museum-museum, penyimpanan arsip dan juga rumah-rumah. Apa makna dari warisan kolonial pada hari ini?
Amanda Pinatih, Design curator Stedelijk Museum Amsterdam and PhD candidate, Raki Ap, educator dan activist & Yopi Abraham, artist dan co-founder ‘Awareness Moluccan Identity’ (AMI), membagikan perspektif mereka.
Concept & directed by Suzanne Rastovac
Camera & Edit Jeremy Flohr
Camera Armando Ello, Lexy Rambadeta, Elinde Kersbergen
Light & sound Armando Ello
Production leader Glenda Pattipeilohy
Terjemahan subs bahasa Indonesia Lexy Rambadeta
Film ini dibuat atas inisiasi dari “Komite 4 dan 5 Mei Amsterdam Tenggara” (Comité 4 en 5 mei Amsterdam Zuidoost) dengan dukungan dana dari Dewan Kota Amsterdam.
Setiap tahun di bulan Agustus, sejak beberapa tahun lalu, Komite hari peringatan memberikan perhatian pada bebasnya Hindia Belanda. Dengan film ini, Komite 4 dan 5 Mei telah membuat satu langkah lebih depan dan memberikan ruang pada generasi muda, dan bagaimana mereka merasakan warisan sejarah bersama.