Author Country Media Name Year Topic Translator

Pesan Video untuk NIOD oleh Dr. Annemarie Toebosch

Pesan video oleh Dr Annemarie Toebosch (Kepala Studi Belanda dan Flemish, University of Michigan, Amerika Serikat) dengan pertanyaan pertanyaan kritis yang ditujukan kepada NIOD terkait keikutsertaan mereka dalam riset kekerasan 45-49 yang disponsori oleh pemerintah. Dalam proses mengajarnya tentang Belanda, Toebosch seringkali mereferensikan website dan material dari NIOD terkait sejarah PD2 dan holocaust di Eropa. Dia juga sering menggunakan hasil tulisan riset yang terhubung dengan NIOD.




Toebosch menggarisbawahi standar ganda dari NIOD ketika membahas kolonialisme di Indonesia dan dia cukup berani untuk bicara melalui pesan video ini yang diputar saat konferensi meja bundar di Amsterdam pada 31 Januari. Dia berpendapat bahwa para peneliti Belanda tidak memberi garis beda yang jelas antara penjajah dengan terjajah dan hal ini tidak dapat dia terima. Dia menyebut tidak adanya pembeda yang jelas ini sebagai pembenaran untuk menyamakan kekerasan oleh orang Indonesia yang anti penjajahan dengan kekerasan oleh Belanda pada masa itu. Menepikan bias pembagian peran, mana penjajah dan mana pihak terjajah. Standar ganda sangat nampak ketika bagaimana Belanda menulis tentang korban perang dunia 2 dan Holocaust. Dalam beberapa poin di video ini, Toebosch memberi contoh kasus “tragedi kapal Van Imhoff”, dimana pemerintah Belanda, media dan NIOD terlibat untuk menutupi fakta kebenaran akan karamnya kapal ini pada 1942. Didalam kapal ini memuat banyak tawanan berkebangsaan Jerman, hampir semuanya mati tenggelam ketika kapal ini karam. Kapten kapal Belanda memilih untuk menyelamatkan dirinya sendi dan mengabaikan nyawa para tawanan. Kelak kemudian hari pada tahun 1965, seorang jurnalis Belanda mengetahui kasus ini dan berniat membuat sebuah serial dokumenter di TV. Hal ini dicegah oleh negara termasuk NIOD, yang kemudian berpura2 mengatakan tidak memiliki arsip tentang tenggelamnya Van Imhoff. Mengingat bagaimana keterlibatan NIOD dalam menutupi kasus ini, Toebosch jadi mempertanyakan: bagaimana kita tahu NIOD benar benar lembaga independen pemerintah? Bagaimana kita bisa yakin bahwa kini mereka telah berubah? Bagaimanapun kebenaran akan terkuak. Akhir akhir ini pada 2017 semua kisah ini terkuak ketika dokumenter Belanda memaparkan kisah yang ditutupi ini.

Full text:

Selamat siang, nama saya Annemarie Toebosch. Saya lanjutkan dengan bahasa Inggris.

Saya berbicara pada anda dari kantor saya Universitas Michigan, di mana saya menjalankan program Belanda yang paling berkembang pesat di Amerika Serikat.  Saya mengajar bahasa dan budaya di sini, dan pokok kurikulum kami adalah pendidikan ras dan etnisitas kita. Pokok ini sesuai dengan misi lembaga saya.

Saya baru saja selesai mengajar 100 mahasiswa tentang Anne Frank dan peninggalannya. Apa yang mahasiswa saya lakukan adalah mereka melihat Buku Hariannya sebagai dokumen Hak Asasi Manusia (HAM), dan di beberapa bagian dari kuliah, mereka teguh melawan pelanggaran HAM dalam sejarah Belanda dan Amerika karena terkait dengan rasisme di masyarakat hari ini.

NIOD dan orang-orang yang berkaitan dengan NIOD punya cap kuat dalam kuliah ini dan program kami. Mahasiswa kami mengunjungi situs web NIOD untuk mendapat informasi. Saya menyuruh mereka ke sana untuk melakukan penelitian terus –menerus. Mereka membaca artikel David Barnouw yang juga merupakan dosen di program ini. Mereka membaca Harry Paape, beberapa artikelnya dan mereka membaca artikel Dienke Hondius yang pernah bekerja sama dengan NIOD, yang dengannya saya bicara tentang kemungkinan kunjungannya di kampus ini untuk berbicara tentang perbudakan Belanda di Amerika Serikat. Dan Evelien Gans yang mungkin jadi dosen yang dikenang di sini tiga bulan lalu.

Dan saya mendengar bahwa NIOD terlibat dalam kajian penelitian ’45-’49, jantungku karam menembus lantai kantor ini. Saya tak tahu bagaimana bisa berdamai dengan ini.

Inilah pusat genosida nasional yang memutuskan untuk menempatkan dirinya bahu-membahu dengan, seperti yang saya pahami dari orang-orang yang bersama anda di ruangan hari ini, dengan lembaga penelitian di bawah Kementrian Pertahanan Belanda, sebuah lembaga penelitian yang jadi konsultan pemerintah Belanda, yang mana ia membela diri dari tuduhan kejahatan perang, klaim kejahatan perang. Seperti ungkapan di Amerika Serikat, ini tak lolos uji kepercayaan

Tapi ini bukanlah perhatian utama saya. Saya membaca pembelaan NIOD di penelitian ini, di situs web mereka, dalam penjelasan tinjauan tahunan di Pakhuis de Zwijger. Dan ada di mana kolonialisme dalam tinjauan tersebut? Di mana kolonialisme? Piet Hagen dan 350 tahun penindasan kolonial dikubur di bawah akhir paragraf. Dan ini aneh. Bagi pusat genosida nasional, 350 tahun pemerkosaan, penyiksaan, eksploitasi dan perbudakan seharusnya jadi awal, tengah dan akhir dari penelitian anda. Ia semestinya tak jadi catatan tambahan, ia seharusnya tidak jadi renungan. Dan pengurangan lagi dari itu adalah usaha menutup-nutupi sejarah.

Gans dan Hondius sangat jelas dan berani tentang ini: “nivellering”, istilah Belanda” “nivellering”, tingkatan. Kita tak bisa memberi tingkatan penderitaan kaum Yahudi dalam genosida dengan penderitaan non-Yahudi Belanda di Perang Dunia II. Dan inilah NIOD, dengan standar ganda yang mencolok, menyematkan namanya dalam kajian yang di dalamnya punya pandangan relativistik budaya tentang pelanggaran HAM. Ini adalah sikap: mari kita lihat kasus ’45-’49 dari semua sisi. Mari kita lihat dari semua perspektif, semua sisi.

Dan saya pernah tahu sikap ini, beberapa waktu lalu. Saya tahu sikap ini dari presiden saya sekarang yang, setelah Charlottesville, melihat neo-nazis turun ke jalan Charlottesville dan berkata: kedua belah pihak jahat semua, orang-orang jahat di kedua belah pihak. Di Indonesia? Tak ada orang jahat di kedua pihak. Ada satu pihak yang jahat di satu sisi, dan yang lain hancur karena ini.

Karena ’45-’49 bukan hanya cerita ’45-’49. Ini cerita tentang 350 tahun penjajahan dan pelanggaran HAM. Dan HAM itu mutlak. Ia tak bisa dinegosiasikan di “dataran rendah” Belanda. Ia secara definisi tidak bisa dinegosiasikan. Jadi ini sangat mengganggu, bahwa pusat genosida yang melompat dan melangkahi pengadilan internasional, Pengadilan Kriminal Internasional di The Hague, tampaknya telah menemukan cara untuk melihat masa lalu ini.

Dan maka pertanyaan saya secara khusus untuk NIOD: Bagaimana saya menjelaskan NIOD dalam kurikulum HAM minggu depan ini, ketika saya masuk kelas dan mahasiswa saya dan saya membaca Barnouw bersana-sama? Ini bukan…, saya tak sedang membuat pernyataan politik di sini, saya tak punya agenda. Ini… saya benar-benar terjebak di sini. Mahasiswa saya secara implisit mempercayai arah penelitian di mana saya suruh mereka masuk, situs web di mana saya suruh mereka ke sana, dan… saya tak tahu bagaimana menjelaskan ini. Saya tak tahu bagaimana peran NIOD dalam penelitian ini, dan lalu saya tak tahu bagaiamana NIOD tahu bagaimana menjelaskan ini pada Belanda, pada dunia.

Dan jadi saya berharap bahwa NIOD punya “moment van bezinning”, momen refleksi hari ini, di pertemuan ini, dan dengan jelas dan tegas mengambil jarak dengan relativisme budaya dalam menghadapi penindasan.

Lalu saya meminta pada NIOD untuk mendukung memasukkan semua dokumen pengadilan yang penting dari kasus gugatan ’45-‘49’ terhadap pemerintah Belanda. Duduk dengan Jeffry Pondaag, duduk dengan Liesbeth Zegveld. Temukan dokumen paling penting, dan memasukkannya dalam penilaian kajian ini. Saya mengatakan itu juga karena kebenaran akan terungkap; dokumen akan terbuka. Dan NIOD tahu ini. NIOD paham apa yang terjadi jika anda mengubur dokumen-dokumen seperti dokumen kapal bernama Van Imhoff, anda tahu yang saya maksud.

Jadi itu satu usul saya untuk anda. Usul saya yang lain untuk NIOD adalah supaya anda menuntut penilaian independen dari kesimpulan penelitian ini, bukan oleh salah satu dari tiga lembaga itu yang bertanda tangan di garis titik-titik di sini. Tetapi oleh lembaga independen, yang layak menulis penilaian, kesimpulan 350 tahun penindasan. Karena anda adalah pusat genosida. Terima kasih.