[Bab ke delapan (8) buku pelajaran sejarah Belanda yang diajarkan pada tahun 1998]
Bagian 8: Dari negara koloni menuju negara berkembang
Apa yang akan kita lakukan dengan bab ini? Tepat sesudah perang dunia kedua, saat itu hanya terdapat sekitar 50 negara merdeka didunia. Hari ini sudah ada lebih dari 150 negara merdeka. Terutama dari Afrika dan Asia, lusinan negara merdeka baru terlahir. Setelah sekian lama kawasan ini dijajah oleh bangsa bangsa Eropa seperti Inggris, Perancis, Portugis, Spanyol dan Belanda. Pada bab ini kita akan melihat bagaimana Hindia Belanda,jajahan terpenting Belanda menjadi merdeka dengan nama Indonesia. Kita juga akan melihat bagaimana permasalahan yang dihadapi Indonesia dan daerah jajahan lainnya.
Keterangan : Banyak penduduk dari bekas Hindia Belanda yang datang ke Belanda, termasuk kelompok besar dari Maluku Selatan. Ketika Hindia Belanda mendapat kemerdekaan pada 1949 , Maluku Selatan menolak bergabung dengan negara Indonesia. Mereka mendirikan negara sendiri yang dengan cepat ditaklukkan pemerintah Indonesia. Banyak warga Maluku yang kemudian kabur ke Belanda. Untuk jangka waktu yang lama, Manusama memegang kepemimpinan mereka di Belanda.
Kisah
Empat orang Belanda ingin melihat candi. Matahari sudah meninggi. Bung dan dua orang kawannya meniti jalan berdebu. Empat orang Belanda berjalan terengah dibelakang mereka. Mereka nampak konyol dengan kepala merah yang berkeringat. Empat orang Belanda ini bekerja dalam pembangunan sebuah benteng besar yang dibangun diantara dua kota besar di Jawa Tengah. Benteng baru itu untuk mencegah Pangeran Jawa memulai perlawanan terhadap Belanda. Hari ini mereka ingin mengunjungi candi. Bung dan dua orang kawannya bertugas menunjukkan jalan. Tugas yang tidak mereka sukai. Belanda adalah orang-orang kasar yang tak pernah menaruh rasa hormat. Mereka memindahkan patung dari candi untuk mereka bawa. Mereka tak peduli jika roh penunggu candi marah . Bung memahami bahasa Belanda sederhana. Orang tuanya dulu bekerja di rumah pengusaha Belanda. Namun dia berpura tidak memahami pada keempat orang tersebut. Salah satu dari mereka bergumam “candi itu tak akan bisa jadi sesuatu yang spesial, orang jawa pada umumnya terlalu malas bahkan untuk membangun rumah keturunannya sendiri”.
Candi mulai tampak ,tersembunyi dibalik pepohonan dihadapan mereka. Bung membalik badan ke arah mereka dan menunjuk sebuah bangunan menara raksasa yang setengah roboh. Empat orang itu terpaku dan tak ada satupun yang bersuara. Tak ada diantara mereka yang menyangka akan menemukan pemandangan semacam ini.
Keterangan 1) Segera setelah tahun 1800, Belanda mulai melakukan penelitian tentang candi candi kuno di Jawa. Jawa saat itu adalah koloni Belanda. Belanda meyakini bahwa orang Jawa bersifat pemalas dan bodoh. Namun saat melihat konstruksi bangunan Jawa kuno, tetap saja mereka tercengang.
VOC
Kisah yang baru anda baca bersetting situasi tahun 1800an di Jawa, sebuah pulau yang dahulu berlokasi dikawasan yang dinamakan Hindia. Jawa saat itu dikuasai Belanda. Ratusan suku hidup di pulau pulau kawasan Hindia. Kebanyakan dihuni oleh petani petani sederhana. Mereka memegang prinsip dalam hidup dalam kebudayaan yang tinggi . Para pemburu dan kolektor mengusik hutan. Sekitar 1600an, VOC sebagai perusahaan dagang Belanda mendirikan koloni dibanyak kepulauan kawasan Hindia. Belanda memaksa para pangeran untuk menjual produk mereka dengan harga dibawah pasaran: kopi,teh dan rempah. VOC mengirimkan produk mereka ke Eropa untuk dijual dan mendapat keuntungan yang besar. Selama para pangeran pimpinan kerajaan menyuplai kebutuhan VOC dengan baik maka VOC tidak akan campur tangan urusan pemerintahan. Namun jika kerajaan berbuat sesuatu yang tidak disukai Belanda, mereka menghancurkan ladang atau melakukan pembantaian. Setelah 1795, koloni dari VOC menjadi milik pemerintah Belanda. Bangsa Eropa lainnya juga memiliki daerah jajahan di Amerika, Asia, hingga Afrika dan melakukan pengusiran populasi disana.
Hindia Belanda
Pada abad 19, Belanda meluaskan kekuasaannya atas Hindia lebih jauh lagi. Mereka memastikan bahwa merekalah yang berkuasa. Pangeran kerajaan lokal wajib mematuhi setiap perintah petinggi Belanda maupun militer. Belanda juga menaklukkan daerah daerah baru. Penduduk lokal melawan dengan gigih namun bukan tandingan senapan dan meriam Belanda. Ribuan dari mereka terbunuh. Tak lama setelah 1910, kepemilikan Belanda atas kepulauan di Indonesia membentuk satu koloni besar: Hindia Belanda.
Bermacam orang hidup bersama dalam satu negara, bukan atas keinginan mereka sendiri,tapi karena Belanda telah menguasai mereka semua.
Ketika sebuah negara memperluas wilayah kekuasaan dengan menundukkan penduduk asli, kita menyebutnya dengan istilah imperialisme atau penjajahan. Imperialisme ini disebabkan oleh era industrialisasi di Eropa. Pabrik pabrik di Belanda membutuhkan bahan baku murah seperti karet , minyak kelapa, minyak bumi dan tin. Mereka juga mencari pembeli untuk produk mereka : pabrik kain katun, mesin, kereta api, kapal, radio, telepon, lampu dan sebagainya. Banyak orang Belanda yang memulai usaha perkebunan, tambang, minyak dan membuka usaha dagang di Hindia Belanda. Pabrik tidak mudah dibangun karena industri di tanah jajahan sangat bergantung pada industri di Belanda. Hindia Belanda menjadi makmur. Tapi berbeda dengan golongan Belanda, hampir tak ada orang yang diuntungkan dengan kemakmuran ini. Penduduk biasa harus bekerja keras untuk uang yang sedikit dibidang perkebunan, minyak dan pertambangan.
Keterangan 2) Pos utama VOC dahulu adalah kota pelabuhan Jakarta. Pada 1619 Belanda menamakan tempat ini Batavia. Artinya “The Netherlands”.
Keterangan 3) Dulu terdapat perlawanan yang sengit atas dominasi Belanda. Namun pada akhirnya, semua pemberontakan penduduk mengalami kekalahan, demikian juga di Jawa pada tahun 1830.
Keterangan 4) Sekitar 1910, kepulauan Hindia dan kepulauan Papua Nugini terbagi menjadi beberapa koloni. Bangsa bangsa Eropa menarik garis batas yang kadang saling bersinggungan.
Tumbuhnya Nasionalisme
Bagi perusahaan perusahaan baru dan kebutuhan administrasinya, dibutuhkan pekerja dengan kemampuan khusus. Itulah alasan mengapa Belanda mendirikan sekolah sekolah sekitar tahun 1900 dimana penduduk Hindia Belanda dilatih untuk dijadikan pelayan publik, teknisi dan dokter. Beberapa dikirim ke Belanda untuk belajar di Universitas. Mereka mulai mengenal pandangan politik Eropa,seperti perihal nasionalisme. Mereka juga merasakan bahwa rakyat Hindia Belanda berhak memiliki negaranya sendiri : Indonesia. Ketika mereka kembali pulang, mereka mendirikan partai politik. Hal ini meningkatkan rasa permusuhan pada Belanda. Pada 1918, Belanda hampir memenuhi tuntutan mereka. Sebuah parlemen didirikan sebagai tambahan warga Belanda, perwakilan penduduk mayoritas juga dihadirkan. Namun parlemen ini hanya sebatas diizinkan memberi masukan. Lebih jauh lagi, pemerintah kemudian membekukan partai partai nasionalis.. Soekarno selaku pimpinan partai terkuat, dipenjarakan di kamp konsentrasi bersama pimpinan nasionalis lainnya. Pada 1936 parlemen meminta pemerintah Belanda untuk merencanakan kemerdekaan. Belanda menolak usul ini. In 1936 , mereka pikir nasionalis tidak didukung oleh rakyat kebanyakan.
Penjajahan Jepang
Pada awal 1942, masa perang dunia II, Jepang menaklukkan Asia Tenggara termasuk Hindia Belanda. Bagi Belanda yang tinggal di kawasan ini, sebuah masa yang mengerikan hadir. Sebagian besar dari mereka ditawan dan dipenjarakan dalam kamp. Banyak pria yang dijadikan pekerja paksa. Lebih dari 20 ribu orang Belanda mati karena sakit, kelaparan dan penyiksaan.
Penderitaan penduduk lokal masih lebih baik akibat penjajahan Jepang ini. Sebaliknya, nasionalis mendapatkan angin segar. Jepang menunjukkan bahwa Belanda tidak berarti. Mereka bahkan menjanjikan kemerdekaan Indonesia nantinya akan diberikan, dibawah kekaisaran Jepang. Beberapa pimpinan nasionalis bekerjasama dengan Jepang. Belanda memandang kerjasama kaum nasionalis dengan Jepang sebagai sebuah pengkhianatan. Sulit bagi mereka menyadari bahwa mereka sendiripun adalah penjajah asing.
Perjuangan dan Kemerdekaan
Pada Agustus 1945, Jepang menyerah dan perang dunia berakhir. Saat orang orang Belanda masih dipenjarakan, Soekarno mendeklarasikan kemerdekaan negara Republik Indonesia. Nama Batavia dikembalikan ke nama asalnya,nama Indonesia : Jakarta. Soekarno menjadi Presiden dari negara baru. Hal ini mengejutkan Belanda. Mereka ingin mengembalikan pemerintahan yang lama dan mengira masyarakat Indonesia menginginkan hal yang sama. Mereka menyadari bahwa tanpa Hindia Belanda, Belanda menjadi miskin dan tertinggal. Namun Indonesia mendapat dukungan dari Amerika Serikat. Kesadaran masa bahwa negara negara Eropa menguasai sebagian besar bagian dunia telah berakhir. Belanda harus menerima kenyataan situasi ini. Setelah perundingan perundingan yang sulit dan dua perang singkat,mereka menyetujui perjanjian yang disepakati bersama pada akhir 1949. Belanda mengakui kemerdekaan Indonesia. Perubahan dari bekas jajahan menuju negara merdeka juga disebut dengan istilah dekolonisasi. Belanda masih mempertahankan sebelah barat Papua. Mereka meyakini bahwa kawasan ini bukan milik Indonesia karena penduduknya tidak terkait dengan orang orang Indonesia. Kenyataannya Belanda juga harus angkat kaki dari sana. Pada 1963, Papua barat bergabung dengan Indonesia. Sesaat setelah masa dekolonisasi, warga Maluku Selatan memproklamasikan kemerdekaannya. Mereka tak ingin bergabung dengan Indonesia. Soekarno menghancurkan pemerintahan ini dengan kekuatan kekerasan yang berlebihan. Kemudian ribuan warga Maluku Selatan mengungsi ke Belanda. Di Papua dan beberapa kawasan lain, revolusi meletus, melawan pemerintahan Republik Indonesia.
Keterangan 5) Selama perang dunia II, kaum nasionalis Indonesia mendapat dukungan dari Jepang. Sebagai contoh, mereka diizinkan menerbitkan majalah. Disebuah sampul depan dapat dilihat gambar massa yang melambaikan bendera Jepang dan bendera Indonesia nantinya.
Keterangan 6) Kasta sosial di Hindia Belanda. Belanda adalah yang tertinggi, kelas menengah adalah orang orang cina dan mereka yang terlibat langsung dengan Belanda : pelayanan publik, tentara, dan kaum intelektual semacam dokter, pengacara dan guru.
Permasalahan Ekonomi
Pada tahun pertama merdeka, sebagian besar perusahaan di Indonesia masih ditangan Belanda. Dampaknya, negara baru ini belum sepenuhnya merdeka secara ekonomi. Pada 1957, pemerintah Indonesia menyatakan semua perusahaan Belanda menjadi milik Indonesia. Semua dinasionalisasikan. Belanda terakhir yang dipaksa keluar dari Indonesia. Kini masalah baru muncul, jajaran manager Indonesia ini tidak terlalu berpendidikan dan kurang pengalaman yang berdampak turunnya kinerja dan hilangnya pelanggan. Lebih jauh lagi, masalah utama belum terpecahkan. Moreover, the most Indonesia utamanya mengekspor hasil tani dan bahan baku mentah dengan harga rendah untuk negara barat. Disaat yang sama, negara ini mengimpor alat alat industri dari negara barat,terutama untuk pabrik dan pertanian.
Kemakmuran hanya mungkin bisa tumbuh dengan meningkatnya industri lokal. Namun itu membutuhkan banyak dana dan Indonesia tidak memiliki itu. Masyarakat pada umumnya hidup dalam kemiskinan. Kemiskinan yang semakin memburuk seiring bertambahnya jumlah penduduk dengan cepat.
Pertumbuhan populasi
Pada tahun 1940 negara telah memiliki hampir 70 juta penduduk. Dua puluh lima tahun kemudian, sekitar 110 juta manusia tinggal di Indonesia. Berdasarkan pertumbuhan penduduk, terdapat terlampau banyak anak-anak dibandingkan dengan orang dewasa. Sebagai contoh, terdapat begitu sedikit dokter-dokter dan rumah sakit sehingga pelayanan kesehatan memburuk. Terdapat pula kekurangan guru-guru dan sekolah-sekolah, sementara ada kebutuhan yang besar akan orang yang terdidik. Ada pula kekurangan dari petani-petani untuk menumbuhkan padi yang cukup bagi setiap orang, sehingga beras harus dibeli dari luar. Ada pula ketidakcukupan pekerjaan bagi setiap orang. Terkhusus di pulau Jawa yang kala itu over populasi. Banyak petani memiliki lahan yang sangat sempit untuk hidup. Lagi dan lagi kerap mereka pergi ke kota-kota untuk mencari pekerjaan. Sebagai hasil, ibukota Jakarta tumbuh menjadi mentopolis dalam waktu yang singkat. Dalam keadaan miskin, di tempat-tempat kumuh yang berpolusi, orang-orang hidup dalam rumah-rumah buatan sendiri.
Negara-negara berkembang
Indonesia bukan hanya satu-satunya negara baru yang muncul setelah Perang Dunia II. Di sekitar waktu yang sama, sebagian besar koloni-koloni di Asia dan Afrika menjadi merdeka. Masalah yang sama terjadi di semua negara baru itu. Di negara-negara Amerika Selatan, yang telah lebih dahulu memperoleh kemerdekaan, situasi juga sebanding. Tidak terdapat kesatuan politis di banyak negara baru itu. Banyak pemberontakan dan perang terjadi. Tentara kerap menggunakan kekerasan untuk mengembalikan tatanan. Lebih lanjut, mantan koloni-koloni memiliki sedikit industri. Mereka utamanya mengekspor material-material mentah yang murah dan harus mengimpor produk-produk industrial yang mahal. Dengan demikian mereka tetap secara ekonomis tergantung pada negara-negara Barat. Lebih lagi, populasi tumbuh dengan cepat. Sebagai hasil, keadaan ekonomi mereka tidak berkembang. Kita menyebut negara-negara ini “negara-negara berkembang”. Secara bersama negara-negara berkembang disebut sebagai “Dunia Ketiga”. Negara-negara Barat menyadari bahwa bekas koloni mereka tidak dapat berkembang tanpa bantuan. Mereka meminjamkan uang kepada negara-negara berkembang demi pengembangan agrikultur dan konstruksi industri. Mereka mengirim ahli-ahli, yang mengajar orang bagaimana cara menangani mesin-mesin modern dan teknik-teknik. Ini terjadi juga di Indonesia. Sebagai contoh, negara-negara Barat mencoba untuk mengembangkan situasi bersama dengan negara-negara berkembang. Hal ini disebut kooperasi pengembangan.
Caption 7) Jutaan penduduk Jakarta hidup dalam kemelaratan. Sebagian mereka harus pindah dari pedesaan ke kota untuk mencari pekerjaan. Mereka harus membangun rumah dari material murah atau bekas sementara tidak ada air dan jaringan elektrik. Parit-parit dan tanah terlantar digunakan sebagai toilet. Tidak ada sekolah dan rumah sakit.
Caption 8). Guna mencegah pertumbuhan penduduk, pemerintah Indonesia menyebarkan keluarga-keluarga kecil. Namun, orang tua di Indonesia tidak menerima pensiun. Mereka tergantung pada anak-anak mereka. Maka dari itu banyak orang Indonesia menerima dengan yakin: agak sedikit anak-anak sekarang daripada tumbuh lapar nantinya. Hal ini tetap mengakibatkan pertumbuhan populasi.
Tentara merebut kekuasaan
Pemerintah Indonesia tidak sanggup menyelesaikan masalah. Negara tidak sedang dalam kesatuan dan parpol-parpol sedang dalam ketidaksepahaman. Maka dari itu Sukarno merebut kekuasaan lebih pada tahun 1957. Tetapi bahkan kemudian ia tidak dapat mengontrol persoalan-persoalan. Karena kemiskinan, Partai Komunis memperoleh semakin banyak pendukung. Tetapi kaum komunis juga mendapat penentang-penentang, terkhusus dalam tentara. Tahun 1965, tentara intervensi.. Partai komunis dilarang. Ratusan ribu manusia ditangkap dan dibunuh. Tentara juga membatasi kekuasaan Sukarno dan akhirnya menggulingkannya. Ia digantikan oleh jendral yang paling penting, Suharto. Sepanjang pemerintahan Suharto, militer mendapat banyak kekuasaan. Banyak prajurit diberi posisi-posisi penting seperti mentri, mayor atau direktur sebuah perusahaan.
Tahap-demi-tahap
Suharto memutuskan untuk menghendel persoalan ekonomi negara secara tegas. Kooperasi pengembangan saja tidak cukup. Ia mencoba untuk mempersuasi perusahaan-perusahaan Barat untuk membangun pabrik-pabrik di Indonesia. Sebagai tambahan, Indonesia bekerjasama dengan negara-negara berkembang lainnya. Itulah sebabnya mereka dapat meminta harga yang lebih tinggi bagi bahan-bahan mentah mereka. Pendekatan Suharto tidak selalu bekerja. Tetapi ia beruntung. Pada tahun 1973 harga minyak mulai meningkat dengan cepat. Sebagai hasil, Indonesia memperoleh banyak uang dari ekspor minyak. Indonesia juga mendapat manfaat dari lokasinya yang baik. Di beberapa negara bagian utara Indonesia pertumbuhan ekonomi cepat: khususnya di Korea Utara, Taiwan dan negara bagian kecil dari Hong Kong dan Singapura. Sedikit lebih jauh ada Jepang, yang menjadi satu dari negara-negara terkaya di dunia. Di selatan ada negara makmur Australia. Indonesia mulai berdagang lagi dan lagi dengan negara-negara di wilayah itu. Turis-turis dari Jepang dan Australia datang untuk melihat candi-candi kuno dan istana-istana raja di Jawa. Itulah bagaimana lagi dan lagi uang datang ke negara. Akhirnya ada uang untuk konstruksi industri. Terdapat banyak pabrik baru, terutama pabrik tekstil. Gaji-gaji rendah dan pabrik-pabrik bisa membuat produk-produk murah. Mereka dapat dijul ke luar dengan mudah. Indonesia masih miskin, tetapi keadaan ekonomi berkembang tahap demi tahap.
Koloni Belanda lainnya
Ketika Indonesia menjadi merdeka, orang-orang di Belanda mulai berpikir tentang koloni-koloni lain seperti Suriname dan pulau-pulau Antillen Belanda: Curacao, Aruba, Bonaire, Saba, St. Eustatius dan St. Maarten. Pemerintah memutuskan untuk memberikan kepada Suriname dan Antillen-antillen Beland administrasinya sendiri. Belanda ingin mencegah perbandingan eskalasi antara Belanda dan Hindia Timur. Pada tahun setelah 1960 gerakan kemerdekaan Suriname semakin kuat. Pada tahun 1975 negara itu merdeka. Sayangnya, keadaan ekonomi Suriname tidak berjalan baik. Lebih lanjut, terdapat konflik-konflik antara grup-grup yang berbeda. Tentara memiliki kekuasaan untuk sementara waktu. Enam pulau antillen masih tetap terhubung dengan Belanda. (Ed.: sampai 2010.)
Bab ini berbicara tentang apa?
* Sekitar tahun 1600 Belanda menemukan koloni di kepulauan Hindia. Koloni itu kemudian menjadi milik negara Belanda.
* Pada abad ke-19 Belanda bahkan menaklukan lebih banyak teritori.
* Hindia Timur Belanda mensuply bahan-bahan mentah ke pabrik-pabrik Belanda dan membeli produk dari pabrik-pabrik itu. Dengan payah industri muncul di area itu
* Pada abad ke-20, partai-partai politik terbentuk dan berjuang untuk kemerdekaan.
* Secara langsung setelah Perang Dunia Kedua, pemimpin-pemimpin dari partai-partai itu memproklamasikan kemerdekaan Republik Indonesia.
* Seperti bekas koloni lainnya, Indonesia menjadi sebuah negara berkembang.
* Tahun 1965, tentara merebut kekuasaan.
* Setelah tahun 1973, perekonommian Indonesia berkembang.
Caption 9) Turis mengembangkan ekonomi. Mereka mengunjungi candi-candi kuno seperti yang ada di Jawa.
Caption 10) Keenam pulau Antillen masih tergantung pada Belanda. Banyak perusahaan masih di tangan Belanda. Kecuali ini bengkel yang dikunjungi Pangeran Willem-Alexander.
————————————————————————————————————————-
Surat Jeffry Pondaag, Oktober 1998
[Pada tahun 1998, ketua K.U.K.B. Jeffry Pondaag mengirim sebuah surat kepeda rektor dari sekolah anak perempuannya yang berisi protes terhadap buku sejarah “Chronoscoop”, baca suratnya dan balas di bawah atau cek videonya pada event Histori Bersama 19 Oktober kemarin. Pada menit2:14 Pondaag menyatakan konfrontasi dengan guru sejarah anak gadisnya.]
Yang terkasih Mr. Vermeulen, 23 Oktober 1998
Saya sungguh tersinggung dan marah ketika putriku Wendy menanyakan padaku apakah Indonesia memperoleh kemerdekaan pada tahun 1949. Ia menunjukkan ini dari buku sejarah yang sudah saya sebutkan sebelumnya. Setelah membaca lebih lanjut bab ini, saya menemukan begitu banyak kesalahan. Lebih mencemaskan bahwa buku itu tidak menyebutkan sedikitpun tentang apa yang disebut sebagai “aksi-aksi polisi” dari tahhun 1947/1949.
Saya ingin mengingatkan Anda bahwa Ratu kita menhadiri perayaan lima puluh tahun Merdeka pada 17 Agustus 1995 pada undangan dari Presiden kami. Sejauh term “koloni” Belanda diperhatikan, saya merasa bahwa lebih cocok untuk berbicara tentang sebuah “pendudukan” yang berlangsung selama tiga ratus lima puluh tahun.
Dengan surat ini saya secara eksplisit memprotes bahwa anak saya Wendy harus mempelajari bab ini.
Berharap untuk menginformasikan kepadamu secara cukup, saya menanti jawaban Anda. Lebih lanjut saya ingin menggunakan kesempatan ini untuk menginformasikan tentang jawaban dari surat saya tertanggal 18 Juli 1998. Saya akan mengirim sebuah salinan.
Salam hangat,
Pondaag J.M.
Download surat asli (dalam bahasa Belanda):
————————————————————————————————————————-
Yang terkasih Mr. Pondaag, Heemskerk, 2 December 1998
Menanggapi surat Anda tentang metode sejarah “Chronoscoop” Saaya hendak meninformasikan kepada Anda hal berikut. Kami telah bekerja dengan buku sejarah ini untuk beberapa waktu dan sangat puas akan guru-guru dan para murid. Kami hanya menduga bahwa pangarang dari Chronoscoop telah dengan benar menghadirkan fakta dalam bab tentang Indonesia. Tentu saja, Anda bebas untuk memiliki pandangan dalam peran Belanda selama periode itu, layaknya orang Indonesia bebas protes melawan pemerintah mereka saat ini dan para penggantinya. Jika pada Anda ada opini bahwa metode memuat ketidakakuratan dalam bab tentang Indonesia, saya menyarankan Anda untuk mengontak penerbit Chronoscop. Anda akan menemukan nama dan alamat pada satu dari halaman awal dari buku tersebut.
Dengan keramahan salam,
G.W. Vermeulen, – Rector
Download chapter 8 (in Dutch, scan 3MB):
————————————————————————————————————————-