Kementerian-berkas untuk parlemen: ‘Dekolonisasi, kekerasan dan perang di Indonesia, 1945-1950. Program penelitian KITLV-NIMH-NIOD’. (9 februari 2017).
Di terjemahkan oleh Karta Pustaka, di koreksi dan di tambah kata-kata oleh Jeffry M. Pondaag (Yayasan Komite Utang Kehormatan Belanda KUKB)
“Penelitian baru ini akan dilakukan dari perspektif yang luas, dengan mata tajam dan terbuka terhadap kaitan antara peristiwa-peristiwa di Belanda dan Indonesia, dalam konteks hubungan nasional dan internasional pasca perang. Hal ini misalnya mengimplikasikan bahwa dalam penelitian baru ini, perhatian akan secara tegas diberikan pada periode kacau balau – ‘Masa Bersiap’ – dari pertengahan Agustus 1945 sampai awal tahun 1946, jadi sebelum pengerahan besar-besaran militer Belanda dan efeknya di tahun-tahun kemudian. Juga perhatian yang lebih luas pada konteks politik pemerintahan nasional dan politik internasional pada tahun-tahun ini, juga dampak politik dan sosial yang masih terus berlangsung sampai sekarang.
Dari perspektif ini, KITLV, NIMH dan NIOD sepakat dengan agenda bersama untuk melakukan penelitian lanjutan:
Sintesis
Sebuah studi singkat (kira-kira 300 halaman), yang didalamnya mempresentasikan penelitian yang sudah dipublikasikan sebelumnya, demikian juga subpenelitian-subpenelitian baru yang dilakukan oleh ketiga lembaga ini dalam hubungan di antara mereka. Dalam sintesis ini diberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan terpenting mengenai kebijakan dekolonisasi, kekerasan dan perang – dengan fokus pada (penjelasan) tindakan militer Belanda, dengan memberikan perhatian yang luas pada konteks historis, politik dan internasional dan dampak berlarut-larut dari perang tersebut.
Bersiap
Dalam Periode Bersiap di bulan-bulan terakhir tahun 1945 dan awal tahun 1946, sebagian besar sebelum kembalinya militer Belanda, ribuan orang (Indo) Eropa, Cina dan orang-orang Indonesia yang dituduh ‘berkolaborasi’ dengan pemerintah kolonial Belanda, menjadi korban dari kekerasan masal dan kejam yang dilakukan oleh kelompok-kelompok pertempuran Indonesia entah terorganisasi atau tidak. Penelitian mengenai latar belakang dan berlangsungnya masa penuh kekerasan ini dengan sendirinya penting, tetapi juga berguna untuk memetakan dengan lebih baik akibat-akibat psikologisnya bagi militer dan penduduk sipil Belanda dan untuk mengajukan pertanyaan mengenai makna dari Bersiap sebagai faktor penting perang selanjutnya.”